Menteri Perindustrian atau Menperin Airlangga Hartanto melanjutkan lawatan kerjanya menuju Jepang setelah Korea Selatan dalam mencari tambahan investasi bagi sektor industri Indonesia. Tidak sekedar memburu penanam modal yang berasal dari kalangan perusahaan manufaktur skala besar, peningkatan kerja sama ekonomi juga diharapkan terjadi dengan Jepang.
Selain itu, turut pula diharapkan adanya pengembangan teknologi serta inovasi, sumber daya manusia, serta UKM atau Usaha Kecil Menengah di dalam negeri.
Diungkapkan oleh Menperin di Tokyo seperti dilansir dari lama resmi Kemeterian Perindustrian, pihaknya telah bertemu dengan Presiden Jetro serta jajaran dari direksi Sojitz Corporation. Pihak Menperin terus mengajak mereka agar dapat terus meningkatkan investasi di Indonesia.
Menperin juga turut menyampaikan bahwa Indonesia sangat potensial sebagai pasar bisnis bagi mereka saat ini. Dilanjutkan oleh Menperin bahwa pemerintah Indonesia telah berkomitmen dalam menciptakan iklim investasi kondusif dan juga kemudahan berusaha dalam deregulasi serta paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan. Menperin optimis bahwa perekonomian Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi dalam tahun ini.
Apalagi, terjadi penurunan harga gas industri serta kenaikan harga komoditas. Sejumlah kawasan industri yang ada di Indonesia juga telah siap dalam menerima masuknya investasi yang berasal dari asing, termasuk Jepang. Ia turut berharap bahwa industri asal Jepang dapat menanamkan investasinya di kawasan industri yang telah disiapkan di Indonesia.
Industri-industri asal Jepang yang diharapkan dapat berinvestasi di Indonesia di antaranya adalah pengolahan mineral logam, gasifikasi batu bara, pembangkit listrik, kaca serta petrokimia. Kawasan industri yang disiapkan di antaranya adalah kawasan industri Dumai yang berada di Riau.
Kawasan ini telah dilengkapi oleh pembangkit istrik berkapasitas 50 MW termasuk terminal CPO serta pengolahan limbah. Kawasan ini juga dapat digunakan sebagai pengembangan industri gasifikasi batu bara serta oleo chemical.
Pihaknya turut menawarkan kawasan industri dari JIIPE Gresik yang memiliki total area dengan luas 2933 ha serta power plants hingga 23 MW dan 500 MW. Kawasan ini turut dilengkapi residensial area serta pelabuhan agar bisa menjadi kawasan permesinan serta heavy industry.
Selanjutnya, telah disiapkan pula kawasan industri di Kendal, Jawa Tengah. Luasnya hingga 2700 ha dan lokasinya dekat dengan pelabuhan Semarang. Kawasan industri ini nantinya akan dibangun industri khusus furniture, garmen serta makanan. Upah buruhnya terbilang kompetitif sehingga kawasan industri ini memiliki keunggulan apabila dibandingkan dengan kawasan industri lainnya.
Kawasan industri lain yang ditawarkan berlokasi di Bontang, provinsi Kalimantan Timur. Kawasan ini nantinya akan dikembangkan sebagai kawasan industri gasifikasi batu bara. Areanya memiliki luas 265.5 ha dan tengah dibangun industri jasa gas dan minyak juga di tempat tersebut.
Menperin mengungkapkan bahwa dia menginginkan industri yang berasal dari Jepang di Indonesia ini bisa memperkuat rantai pasoknya. Hal ini akan membantu dalam mengatasi aneka masalah kebutuhan bahan baku yang ada di dalam negeri. Untuk itu, ia berharap akan ada peningkatan investasi yang berasal dari industri-industri terkait. Selama enam tahun terakhir, total investasi yang ditanamkan Jepang di Indonesia telah mencapai 19.7 miliar USD.
Jumalh perusahaan Jepang yang ada di Indonesia saat ini mencapai jumlah lebih dari 1750 perusahaan. Kegiatan usahanya juga beraga mulai dari infrastruktur, manufaktur serta jasa. Pada 2016 lalu, nilai investasi Jepang ke Indonesia mencapai 5.4 miliar USD. Jumlah ini naik sebesar 86% dibandingkan 2015 yang hanya 2.9 miliar USD.